Kunjungan Industri
03.36 |
My
Story

Disebuah
sekolah terdapat satu kelas yang berisi orang-orang sedang bingung untuk
menentukan kunjungan industri yaitu kelas 11 broadcasting. Awalnya sudah fix
untuk pergi ke OVJ dan Dufan tiba-tiba berubah menjadi Trans studio. Walau
hasil rapat memang menentukan kesana tapi tetap saja saya masih bingung karena
setau saya Trans Studio itu hanya wahana permainan seperti Dufan, walau sedikit
yang saya tau ada semacam studio untuk menjadi host investigasi. Tapi guru pun
memberi tau bahwa pihak trans studio menyiapkan e-learning centre yang pertama
untuk kami siswa siswi SMK Pasim Plus Sukabumi.
Ba’da
magrib saya pun pamitan dan berangkat kerumah nanay. Sampai sana bertemulah
dengan mbak ungu nanay dan doobeedoo.
Setelah teh dara berangkat akhirnya kita pun ikut untuk beli makanan, tujuan
utama bareng teh dara supaya nanay dibayarin. Setelah sampai di indomart kasian
sekali mbak ungu harapannya tak tercapai karena tidak ada yang ngucapin selamat
malam. Karena sidoobeedoo udah nangkring diangkot akhirnya kita semua ikut
kerumahnya dan bertemu dengan umi nya yang lucu. Tapi saya bingung kenapa umi
nya selalu bilang aa gym, yang jelas umi nya membuat kita ketawa. Dari situ
kita langsung pulang dan lari-lari karena melewati kuburan. Lebih seramnya mendengar
suara doobeedoo yang mirip dengan penghuni kuburan. Sesampainya dirumah kita
pun langsung membenahi tas dan yang super ribet itu adalah mbak ungu. Walau
sudah beres kita tidak langsung tidur melainkan bikin seblak buatan nanay.
Setelah beres makan baru kita tidur.
Tepat
pukul 03.02 pagi yang dingin membangunkan ku ketika menginap dikamar nanay.
Sengaja aku menginap disana karena harus berangkat pagi. Saat menoleh kanan
kiri mereka masih memejamkan matanya dengan pulas. Akhirnya aku mencoba membuka
handphone tapi kenapa hp ku mati? Saat aku hidupkan terdapat 8 pesan dan 2
panggilan tak terjawab. Ternyata itu adalah temanku yang sedang diluar pintu.
Terbayang kesal saat aku membaca sms nya karena aku pikir tidak ada yang
membukakan pintu. Aku pun bingung karena anehnya hp ku mati sendiri. Dengan
perasaan tidak enak akhirnya aku mencoba tidur lagi walau tidak bisa dan hanya
suara masjid yang menemaniku. Adzan subuh pun berkumandang dan terbangun ketika
mamah nanay membuka pintu kamar saat itulah semua bangun. Nanay pun langsung
keluar kamar dan melihat ada tas hendy dan baju kelas dikursi ruang tamu.
Setelah dilihat dikamarnya, yaa ternyata ia sedang tidur. Pak jimmy lah yang
sudah membuka kan pintu semalam. Ternyata bukan hp aku saja yang aneh. Hp nanay
pun ada yang meriject saat hendy menelphone, alarm mira pun tidak bunyi, nlp ke
hp rima pun tidak masuk tapi ntahlah. Semua mandi dan berangkatlah kesekolah.
Awan
masih gelap saat kita sampai disekolah. Sedikit membuatku malu dan tidak pede
karena tidak memakai kerudung. Imanku sedikit goyah ketika temanku tidak ada
yang memakai kerudung dan baju yang dipakai selalu bertangan pendek seperti
wearpack dan kaos kelas. Dan masuklah comment dari teman dan guru saatku
membuka kerudungJ tak apalah anak muda yang labil dan masih
ingin merasakan seperti yang lain jadi aku pikir wajar apa lagi orang tua tidak
membiasakan dari kecil. Nah, selesai diabsen kita pun masuk kebus. Diawali
dengan doa sebelum berangkat menuju lokasi. Bacotan anak broadcast dan TKJ
memang cocok bisa membuat tertawa. Apa lagi setelah menonton video clip parodi
kemaren. Berhasil membuat guru dan siswa tertawa. Dari kedekatan itulah kami
merasakan kekeluargaan.
Perjalanan
berjalan dengan lancar dan kami pun tiba di Trans Studio Bandung. Acara pertama
yaitu ke learning centre. Awalnya saya tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh
penyampai materi. Tapi setelah masuk ke materi multimedia sedikit lebih
mengerti walau tidak sesuai dengan harapan, karena penyampaian nya sedikit
membuat bosan. Setidaknya saya sudah tau kalau teknik chromakey itu ada yang memakai software dan hardware. Saya juga
sudah tau ketika shooting disini, ia menggunakan obivan lalu dipancarkan
kestation tv setelah itu baru ke televisi anda dirumah. Satu jam berlalu kita
pun menuju museum broadcast, disana kita bisa lihat langsung proses green
screen dengan teknik chromakey tadi. Walau hasilnya kurang bagus tapi dengan
menggunakan hardware memang lebih cepat. Disana saya juga tau camera beserta
teleprompter nya. Dari sana saya pun lanjut ke 4D dan setelah menonton itu
memang keren sekali karena penonton bisa merasakan terbang keluar angkasa,
saking tidak kuatnya saya sampai memejamkan mata karena berasa terbang
kelangit. Sentuhan broadcastnya pun saya dapatkan ketika menonton special
effect action. Disana saya dikenalkan dengan show director seperti apa, floor
director seperti apa dan menikmati effect action yang keren. Tak hanya itu
karena saat saya duduk dichines sirkus saya juga melihat dekorasi panggung
sedemikian rupa, lighting nya dan cameraman yang sudah standby didepan
panggung. Apalagi setiap permainanan itu memakai costume yang sesuai dengan
permainannya, maching banget. Two thumbs up deh!

Puas
karena bisa manaiki wahana extream yang disebuti oleh show director tadi. Mulai
dari vertigo, giant swing, negara raksasa, roll coaster yamaha, racing cars,
perahu pirates, niagaragara, dunia lain dan nambah wawasan discience tapi
karena waktunya pulang jadi belom sempet baca semua dan ga sempet tidur dikasur
paku L
aku juga dapet oleh oleh sakit lengan tangan gara gara king climbing tapi suka
banget walau masih di 4M. Selama disana yang selalu menemani saya adalah mira.
Puas melihat mira teriak itu saat didunia lain. Awalnya si dia enjoy banget
tapi endingnya juga dapet banget, untungnya yang saya dapatkan di ending itu
anti klimaks. Saya juga bertemu aping yang sudah terlihat pasrah saat menaiki
wahana giant swing dan sepertinya membuat ia kapok karena sampai nangis
histeris. Intinya kemaren itu sedihnya masih kalah sama seneng.
Waktu
menunjukan 05.30 kita balik ke bus dan langsung dibagiin makan lagi, karena
masih kenyang akhirnya saya simpen dulu saja.
Karena cuacanya hujan akhirnya kita ga jadi ke ciwalk jadinya hanya beli
makanan di padalarang. Sedikit oleh oleh buat adek sama mamah. Saat di bus ada
yang ngirim pesan ke saya BT pengen keciwalk, all the people said “GET THE FUCK
TO HOME” disana mana ada yang special, masa makanan lagi makanan lagi, kan pengen
barang!
Sekitar jam 10 lewat
kita sampai disekolah dan saya pun langsung pulang. Jalan yang sepi dan cukup
lama nunggu angkot tapi untungnya ada juga yang lewat. Tapi ketika turun dan
nunggu angkot yang kedua itu lebih langka lagi, sampai ayah sama mamah nya
nanay nyuruh nginep dan mau nyamperin saya diseberang. Tapi tak lama datang
mobil kol dan lumayan rame jadi yasudah saya pamit dan naik. Pukul 10.30 saya
pun sampai dirumah dan bertemu dengan mamah yang belum tidur, seperti biasa
saya selalu bercerita kepadanya setiap pulang dari manapun.
Tata Cahaya
20.54 |
1.
Pengertian
Tata Cahaya
Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan
pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi
sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari
suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu
pementasan. Seperti halnya mata manusia,
kamera video membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif.
Dengan pencahayaan penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana
dia saling berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan
peristiwa itu terjadi.
Kerja
kamera elektronik sangat dipengaruhi oleh sistem pencahayaan . Hal ini sesuai
dengan karakter sistem proses perekaman gambar oleh kamera elektronik, sehingga
masalah-masalah mengenai tata cahaya sangatlah penting peranannya dalam sebuah
kegiatan perekaman gambar.
Cahaya
menurut sumbernya dibedakan dalam Cahaya bersumber dari alam, seperti cahaya
matahari ( natural light/daylight) dan Cahaya yang diciptakan atau bersumber
dari lampu, api (artifisial light/tungsten)
Sumber cahaya itu sendiri mempunyai karakteristik jenis cahaya dan
intensitas cahaya yang bermacam-macam. Kita abaikan dulu permasalahan ini, kita
coba untuk memperlakukan sebuah sistem yang aplikatif terhadap kerja
kamera.Seperti teori dasar tata cahaya. Dalam setiap pengambilan gambar
dipengaruhi oleh kondisi tata cahaya yang ada, apapun kondisinya tetapi
hasilnyapun juga mengikuti kondisi tata cahaya tersebut. Namun untuk mendapatkan
hasil yang lebih maksimal maka kita dapat mengikuti teori dasar tata cahaya
yang berlaku, walaupun pada praktek kerja kita
dapat mengembangkan kreasi kita sesuai keinginan dan hasil yang akan
dicapai.
KUALITAS CAHAYA
a. Hard
light
Disebut dengan cahaya keras yang dihasilkan dari sumber cahaya
dengan intensitas yang tinggi, cahaya lebih bersifat spot. Menghasilkan
kekontrasan yang tinggi dan bayangan yang keras (gelap – terangnya).
b. Soft
Light
Disebut juga cahaya yang lembut karena dihasilkan dari sumber terpendar
dan halus biasanya cahaya yang dipancarkan adalah flood dan dibarengi dengan
filter atau elemen penghalus pemendaran cahaya.Kontras yang dihasilkan lebih
tipis sehingga bayangan yang dihasilkan juga tidak keras.
Cahaya berdasarkan konsep dasar pencahayan dapat dibedakan :
a. Natural
Light
Cahaya
natural yang sumber cahaya dalam satu frame atau adengan maupun scene bersumber
dari cahaya yang bersifat natural. Misalnya cahaya pagi hari dari sebelah timur
(key). Maka shot-shot dalm scene tersebut key lightnya dari arah yang sama.
c. Pictorial
Light/Arificial Light
Cahaya
yang bersifat artistik atau ciptaan. dibentuk sesuai kebutuhan artistik, mood
sebuah adegan atau scene. Jadi arah sumber cahaya (key) dapat berubah-ubah
sesuai dengan kebutuhan artistic gambar atau mood dari adegan tersebut.
Direction of Light
Pencahayaan
yang dibedakan berdasarkan arah cahaya dan jatuhnya cahaya ke subjek dapat
dibedakan:
a. Top
Light
Cahaya
yang datang dari arah atas subjek, sebagai ambient/base light juga menciptakan
suasana tertekan pada subjek.
b. Eye
Light
Cahaya yang ditujukan pada
posisi mata subjek guna untuk menguatkan kekuatan yang dimunculkan dari
mata.
c.Accent
Light
Cahaya
yang dibuat sebagai aksen diluar subjek untuk menciptakan kedalaman dan mood
tertentu. Biasanya ditujukan pada background
Color Temperature (Suhu
Warna)
Suhu cahaya yang berbeda akan menghasilkan suhu warna yang
berbeda pula. Lampu neon memberikan cahaya berwarna hijau kebiru-biruan, lampu
tangsten halogen menghasilkan warna kuning kemerah-merahan, sinar cahaya
matahari memancarkan warna putih kebiru-biruan.
Perbedaan ini sebenarnya karena adanya perbedaan derajad suhu
warna yang diukur dalam Derajad Kelvin.
Semakin rendah derajad Kelvin, maka suhu warnanya kemerah-merahan
sedangkan semakin tinggi derajad Kelvinnya maka suhu warna cenderung
kebiru-biruan.
Daftar derajad Kelvin
dengan sumber cahaya
10.000 Kelvin
|
Langit biru
|
9.000 Kelvin
|
Langit mendung
|
7.000 Kelvin
|
|
5.600 Kelvin
|
Cahaya matahari (DAY LIGHT)
|
4.900 Kelvin
|
Lampu Neon
|
4.200 Kelvin
|
2 jam setelah matahari terbit/
Sebelum terbenam (TUNGSTEN)
|
3.800 Kelvin
|
1 Jam setelah matahari terbit
|
3.200 Kelvin
|
Lampu halogen
|
2.800 Kelvin
|
Lampu Pijar
|
2.200 Kelvin
|
Matahari terbit/terbenam
|
1.600
Kelvin
|
Cahaya Matahari
|
Jika kita melihat matahari atau lampu buatan manusia lainnya, maka
cahaya yang dihasilkan adalah pijar putih atau kuning. Jadi cahaya tersebut
merupakan perpaduan dari beberapa HUE dalam spektrum.Apabila berbeda sumber
pencampurannya maka akan menghasilkan campuran yang berbeda pula yang ditangkap
oleh mata manusia.
2.
PRINSIP DASAR TATA CAHAYA
Ini
sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi
video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back
Light
a. Key Light
Pencahayaan
utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling
dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam
desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.Fill Light
b. Fill light
Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk
menghilangkan
bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan
berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight.
Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.
c. Back Light
Pencahayaan
dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak
“menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di
belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari
pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya.
Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan
pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.
3.
Fungsi tata cahaya
Tata cahaya yang hadir di atas panggung dan
menyinari semua objek sesungguhnya menghadirkan kemungkinan bagi sutradara,
aktor, dan penonton untuk saling melihat
dan berkomunikasi. Semua objek yang
disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton tentang segala sesuatu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa dikerjakan bekaitan dengan peran tata cahaya tetapi fungsi dasar tata cahaya ada empat, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir (Mark Carpenter, 1988).
- Penerangan. Inilah fungsi paling mendasar
dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang
ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya panggung bukan hanya
sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi memberi penerangan
bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area di atas panggung
memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan tujuan dan maksud
tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku aktor
di atas pentas.
- Dimensi. Dengan tata cahaya kedalaman
sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi
gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif tata
panggung. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama maka gambar
yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan pengaturan
tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi objek
akan muncul.
- Pemilihan. Tata cahaya dapat dimanfaatkan
untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Jika dalam film dan
televisi sutradara dapat memilih adegan menggunakan kamera maka sutradara
panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam pementasan tertentu, penonton secara
normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan fokus perhatian
pada area atau aksi tertentu sutradara memanfaatkan cahaya. Pemilihan ini tidak
hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor di atas
pentas serta keindahan tata panggung yang dihadirkan.
- Atmosfir. Yang paling menarik dari fungsi
tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi
penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang
terkandung dalam peristiwa lakon.Tata cahaya mampu menghadirkan suasana yang
dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya teknologi pencahayaan panggung, efek
lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada
waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang
hari. Sinar mentari pagi membawa kehangatan sedangkan sinar mentari siang hari
terasa panas. Inilah gambaran suasana dan emosi yang dapat dimunculkan oleh
tata cahaya
Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya,
masing-masing fungsi memiliki interaksi (saling mempengaruhi). Fungsi
penerangan dilakukan dengan memilih area tertentu untuk memberikan gambaran
dimensional objek, suasana, dan emosi peristiwa. Gambar berikut memperlihatkan
interaksi fungsi pokok tata cahaya.
Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya
memiliki fungsi pendukung yang dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing
ahli tata cahaya. Beberapa fungsi pendukung yang dapat ditemukan dalam tata
cahaya adalah sebagai berikut.
-
Gerak. Tata cahaya tidaklah statis.
Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan berpindah dari area satu ke
area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan cahaya ini mengalir
sehingga kadang-kadang perubahannya disadari oleh penonton dan kadang tidak. Jika
perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam area yang
berbeda, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi pergantian cahaya dalam
satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara langsung
disadari. Tanpa sadar penonton dibawa ke dalam suasana yang berbeda melalui
perubahan cahaya.
-
Gaya. Cahaya dapat menunjukkan gaya
pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya realis atau naturalis yang mensyaratkan
detil kenyataan mengharuskan tata cahaya mengikuti cahaya alami seperti
matahari, bulan atau lampu meja. Dalam gaya Surealis tata cahaya diproyeksikan
untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di luar kenyataan seharihari. Dalam
pementasan komedi atau dagelan tata cahaya membutuhkan tingkat penerangan yang
tinggi sehingga setiap gerak lucu yang dilakukan oleh aktor dapat tertangkap
jelas oleh penonton.
-
Komposisi. Cahaya
dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan warna
yang dihasilkannya.
-
Penekanan. Tata
cahaya dapat memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek yang
dinginkan. Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton
sehingga membantu pesan yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang
tinggi yang senantiasa disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian
penonton dan menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton menyelidiki
maksud dari hal tersebut.
-
Pemberian tanda. Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung.
Misalnya, fade out untuk
mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk memulai adegan dan black out sebagai
akhir dari cerita. Dalam pementasan teater tradisional, black out biasanya
digunakan sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan pergantian set
Penyutradaraan
20.47 |
Sinematografi adalah
kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal daribahasa
Latin kinema ‘gambar’. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan
bidang ilmuyang membahas tentang teknik menangkap gambar dan
menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar
yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).Sinematografi
memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan
cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun
mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal,
sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada
fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi
memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara
fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi
disebut montase (montage).
Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi
Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi
Film mempunyai
banyak pengertian yang masing-masing artinya dapat dijabarkan secara
luas. Film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari
penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti
atau tema sebuah cerita yang banyak mengungapkan realita sosial yang
terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh.
Film sendiri dapat juga berarti sebuah industri, yang mengutamakan
eksistensi dan ketertarikan cerita yang dapat mengajak banyak orang
terlibat. Film berbeda dengan cerita buku, atau cerita sinetron.
Walaupun sama-sama mengangkat nilai esensial dari sebuah cerita, film
mempunyai asas sendiri. Selain asas ekonomi bila dilihat dari kacamata
industri, asas yang membedakan film dengan cerita lainnya adalah asas
sinematografi. Asas sinematografi tidak dapat digabungkan dengan
asas-asas lainnya karena asas ini berkaitan dengan pembuatan film. Asas
sinematografi berisikan bagaimana tata letak kamera sebagai alat
pengambilan gambar, bagaimana tata letak properti dalam film, tata
artistik, dan berbagai pengaturan pembuatan film lainnya.
Film sebagai Genre Seni
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser pada penggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memenfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya. Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa
menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital. Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yeng mengacu pada bahan ke istilah yeng mengacu pada bentuk karya seni audio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.
Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser pada penggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar. Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memenfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya. Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa
menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital. Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari istilah yeng mengacu pada bahan ke istilah yeng mengacu pada bentuk karya seni audio-visual. Singkatnya film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.
Film
adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif,
sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik
atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan
selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas sebagai seluloid.
Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang
berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grhap (tulisan =
gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya.
Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan
alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera
Film
dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan
figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Kamera film
menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan
teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat
sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang
telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam,
sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan
larut bersama cairan pengembang (developer).
Langganan:
Postingan (Atom)