Saya sangat setuju dengan perkataan bahwa “Manusia itu tidak ada puasnya” memang seperti itu yang saya rasakan, tapi apakah saya termasuk orang yang kurang bersyukur? Atau kah memang keinginan saya tidak ada habisnya. Yang jelas saya selalu menjalani hidup ini dan mendahulukan kebutuhan dibanding keinginan. Dijaman sekarang ini kebutuhan pun tidak ada habisnya, begitulah era globalisasi.
Saat orangtua saya sedang mengalami krisis ekonomi, saya malah banyak sekali permintaan. Tapi saya harus sadar diri kalau saya ini sudah besar dan mempunyai adik banyak sehingga saya tidak boleh egois untuk terus-terusan meminta. Ingin rasanya saya bekerja sambil sekolah tapi belum kepikiran dibenak saya. Mulai dari hal kecil, antara ingin membeli novel dan ikut bimbingan belajar inggris diluar. Tapi uang saku yang saya sisihkan selalu tidak cukup untuk memlih diantara satu itu. Saya butuh belajar inggris tambahan karena saya merasa itu dibutuhkan, membeli novel pun keinginan saya tapi itu bisa ditoleransi dengan membaca di internet. Jika liburan kejakarta begitu banyak buku yang bagus dan selalu saya pinjam untuk membacanya, karena sepupu saya ini memang kutu buku. Sudah dua lemari penuh dengan buku mulai dari comic, novel, ensiklopedia, majalah, dll. Dia berbeda dengan saya, ia anak tunggal yang social ekonomi nya diatas saya.
Tapi dengan begitu saya harus lebih rendah hati menerima semuanya. Saat saya membeli satu novel rasanya lebih baik dibaca berulang-ulang, daripada mempunyai banyak buku tapi hanya satu kali dibaca dan langsung dilempar. Nikmatilah hidup ini dan semoga keinginan dan kebutuhan saya itu segera tercapai begitu juga. Amin








0 komentar:
Posting Komentar